Produk Depot Air Minum Isi Ulang, Benarkah Hemat dan Aman?
Diperbarui: 1 Feb
Kita semua tahu jaman sekarang (tahun 2022), harga barang kebutuhan pokok pada naik semua gara2 inflasi. Penyebab utamanya karena kenaikan harga bbm yang pada akhirnya meningkatkan biaya transportasi pengangkutan barang-barang pokok tersebut, dan barang tersebut pada akhirnya terpaksa naik harganya untuk menutupi kenaikan biaya tersebut. Saya yakin semua paham ya hukum sebab akibat ini?, tapi tentunya kita tidak bisa hanya mengeluh, tanpa berusaha mencari solusi bagaimana menekan kenaikan harga tersebut padahal pendapatan relatif tetap atau kalau pun sesekali naik, jarang sekali mengikuti kenaikan inflasi.
Apa saja yang termasuk barang kebutuhan pokok? Kalau menurut referensi ada 9 atau biasa dikenal sembako yaitu: beras, minyak goreng, sayur dan buah, gula, garam beryodium, daging ayam atau sapi, susu, telur, dan gas elpiji. Seperti kita ketahui, sembako atau sembilan bahan pokok tersebut diatas sangat diperhatikan fluktuasi harganya oleh pemerintah. Terus dimonitor dan dikendalikan pemerintah agar tidak terjadi lonjakan harga yang terlalu ekstrim sehingga dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.
Dari 9 bahan kebutuhan pokok, sebenarnya ada 1 yang luput yaitu air siap minum. Selama ini kebutuhan air siap minum dipenuhi oleh:
Air dari pam atau sumur kemudian direbus.
Air minum dalam kemasan dalam bentuk botol galon 19L, dan kemasan lebih kecil.
Air minum isi ulang.
Cara no.1, karena tidak ada statistiknya, bisa jadi merupakan cara yang paling tradisional dan banyak dilakukan sebagian besar masyarakat karena 'mudah dan murah'. Menurut saya 'mudah dan murah' sangatlah relatif, kenapa? Karena walau pun 'mudah dan murah' karena tinggal ambil dari sumber air pam atau sumur (air dari dalam tanah), tapi tetap harus susah payah merebus air sampai titik didih tertentu. Kemudian apabila sumber air tersebut kurang bersih (terkontaminasi), merebus air pun hanya mampu membunuh kuman, tapi tidak menghilangkan zat-zat yang menimbulkan rasa, bau, dan warna yang bisa membahayakan kesehatan. Selain itu merebus air itu kurang praktis karena perlu usaha lebih, makan waktu, dan tetap ada biaya yang harus dikeluarkan untuk bahan bakar gasnya. Kesimpulannya tidak 'mudah dan murah' apalagi 'aman dan higienis'.
Cara no. 2, beli air minum dalam kemasan atau amdk, adalah cara paling praktis. Diperkenalkan pertama kali di tahun 70'an oleh Aqua, sejak itu cara tradisional merebus air mulai pelan-pelan ditinggalkan karena konsumen ketika membutuhkan air siap minum tinggal beli atau pesan ke toko terdekat dan bisa langsung dikonsumsi. Cara ini memenuhi kriteria 'mudah', tapi tidak memenuhi kriteria 'murah' karena harga galon air ukuran 19L sudah mencapai Rp.18,000 bahkan bisa lebih untuk wilayah yang memerlukan jalur distribusi yang lebih panjang.
Kalau mau hitung-hitungan, kalau seandainya konsumsi rumah tangga setiap minggu rata-rata memerlukan 3 galon air artinya: 3 galon x Rp.18,000 x 4 minggu = Rp.216,000, lumayan porsi pengeluaran rumah tangga setiap bulannya.
Cara no. 3 adalah kompromi untuk cara no. 1 dan no. 2. Air minum isi ulang dari depot air minum isi ulang. Ada dua tipe depot air minum yaitu depot air minum tradisional dan depot air minum modern. Kedua tipe tersebut memenuhi syarat 'mudah dan murah'. Tapi ada 'tetapinya', yang akan kita bahas berikut ini:
Depot air minum tradisional menawarkan air minum isi ulang dengan harga murah (Rp.6,000 - Rp.7,000), siap antar, tapi terkadang tidak memenuhi syarat aman dan higienis, baik tempat usahanya maupun produk air minumnya. Salah satu cara untuk membuktikan produk airnya aman, higienis, dan siap minum, bahan baku airnya harus diuji layak minumnya melalui lab dinas kesehatan yang sudah terakreditasi. Apabila lulus uji, maka lab tersebut akan mengeluarkan sertifikat lulus uji kualitas air yang terdiri dari hasil uji fisika, kimia, dan mikrobiologi. Dan sertifikat ini tidak berlaku selamanya, tapi harus diperpanjang minimal setiap 6 bulan sekali untuk memastikan kualitas air tetap terjaga. Selain itu tentu saja, tempat usaha harus dijaga kebersihannya, dan peralatan dan filter air harus dipelihara terus kesterilannya agar bisa lolos uji lab. Nah sayangnya, depot air minum tradisional seringkali mengabaikan ketentuan-ketentuan ini.
Depot air minum modern, sama dengan depot air minum tradisional, menawarkan juga air minum isi ulang dengan harga murah (harga Rp.7,000 - Rp9,000), kadang dengan jasa pesan antar, tapi sesuai dengan tambahan 'modern', maka desain outlet dan standar operasional outlet disesuaikan dengan regulasi pemerintah dan harus konsisten penerapannya karena ada pengawasan berkala dari dinas kesehatan. Bahan baku air dari sumber air terbaik yaitu dari pegunungan. Selain itu sertifikasi atau pengujian kualitas harus dilakukan berkala sesuai masa berlaku, pemeliharaan kebersihan outlet, sterilisasi peralatan dan filter air demi untuk menjaga keamanan dan kualitas produk air minum isi ulangnya.
Sama dengan hitung-hitungan cara no. 2 dan kita coba bandingkan hasilnya: 3 galon x Rp.8,000 (ambil harga tengah) x 4 minggu = Rp.96,000 atau penghematan Rp.216,000 - Rp.96,000 = Rp.120,000, lumayan terjadi penghematan sebesar itu setiap bulannya dibanding beli galon air dari merk ternama, tanpa perlu mengorbankan kualitas airnya.
Kalau ada yang sampai bertanya, kenapa harganya bisa murah dibanding merk ternama?, jawabannya karena jalur distribusi jauh lebih pendek. Depot air minum memproduksi langsung dari outlet dan langsung distribusi ke konsumen, tanpa harus melalui pabrik, distributor, toko, dan baru kirim ke konsumen. Otomatis karena jalur distribusi pendek, maka biaya bisa lebih efisien dan murah.
So kawan, balik ke pilihan masing-masing, cara mana yang mau diambil? Semua ada faktor plus minusnya.
Kalau anda perlu air minum isi ulang yang memenuhi syarat produk dari depot air minum berkonsep modern, salah satunya adalah depot air minum Daily Fresh Water, Indofresh Water, atau Aquago. Bisa jadi, salah satu cabang outletnya dekat dengan lokasi domisili anda.
Comentarios